Search This Blog

Perawan Gadis SMA


Sinta adalah tetangga sebelahku yang sudah duduk dikelas dua SMA. Usianya 17 tahun tahun dengan wajah oval rambut sebahu kulit putih mulus dengan badan yang begitu langsing namun payudaranya lumayan proporsional, sekitar 34B. Wajahnya cantik dan manis, bahkan kalau tersenyum bagai bidadari.banyak pemuda dikampungku yang ingin mendekatinya, karena dia termasuk salah satu kembang di kampung bahkan di sekolahannya.Sinta adalah seorang gadis pendiam dan jarang sekali bergaul dengan teman sebayanya.Sebenarnya aku sudah mengenal Sinta sejak dia masih duduk di kelas 3 SMP. Waktu itu aku masih ingat betul dan payudaranya belum kelihatan tumbuh. Kedua orang tua Sinta telah porak poranda dan dia diasuh oleh neneknya. Agaknya ini salah satu faktor yang membuat dia memiliki satu kebiasaan buruk yaitu suka mencuri. Satu kebiasaan yang sangat disayangkan untuk cewek yang secantik dan semanis dia, mungkin himpitan ekonomi yang membuatnya menjadi begitu, karena aku tahu betul keadaan ekonomi neneknya tidaklah begitu cukup dengan rumah yang sangat sederhana itu. Sinta sering main ke tempatku bahkan sering sekali masuk ke kamarku untuk bermaun dengan adik sepupuku yang juga cewek yang masih duduk di bangku SD. Mungkin dia sedikit malas bergaul dengan teman sebayanya juga karena rasa minder dengan keadaan dirinya.

Dahulu sewaktu masih SMP seringkali Sinta bermain dikamarku dengan adik sepupuku dan tak jarang pula dia sampai tertidur disana.Kebiasaannya memakai celana pendek dan sering tertidur dikasurku pada siang hari waktu dia masih SMP dulu dengan paha mulusnya yang terlihat jelas cukup membuat otakku berpikiran ngeres, apalagi ketika ia bermain dikamarku pada saat aku menonton televisi tanpa dia sadari sering terlihat CD-nya cukup membuyarkan konsenstrasiku menonton televisi. Sampai sampai aku sering beronani mengandaikan jika aku suatu saat dapat memperkosa atau menikmati dirinya, namun semua itu hanya aku bawa dalam mimpi.

Akhir-akhir ini aku sangat heran dengan seringnya uangku yang aku taruh dalam dompet selalu berkurang alias hilang. Pada awalnya hanya lima rbuan, namun lambat laun jadi terus meningkat menjadi dua puluh ribuan bahkan lima puluh ribuan. Rupanya dugaanku tidak jauh meleset bahwa Sintalah penyebabnya. Aku sudah cukup faham sekali dengan kebiasaan buruknya melaui cerita cerita tetangga tentang dia. Siapa lagi kalau bukan Sinta? dia masih sering masuk ke kamarku dan bermain dengan adik sepupuku disana. dia juga yang sering menghabiskan minuman soft drink di kulkas kamarku yang sudah terbuka tutup botolnya. Tiba tiba ide setan melintas dibenakku.

Aku sengaja membeli sebuah obat perangsang dan aku taruh dalam botol fanta yang telah aku siapakan. siang itu sepulang sekolah seperti biasa Sinta berpura pura mencari adikku, padahal seharusnya dia sudah tahu kalau setiap hari Sabtu dan minggu adikku tidak pernah dirumah alias pergi kerumah neneknya bersama ayah dan ibuku, dan aku tahu apa sebenarnya maksud Sinta masuk kekamarku. Pasti dia akan berlagak menonton televisi sampai aku tertidur siang dan dia akan memulai aksinya mengambil uang dari dompetku pada saat aku tertidur. Namun aku telah menyiapkan semuanya dan dompet kutaruh dalam celana yang aku gantung ditempat yang terlihat.

" Siang mas, Anto..." sapa Sinta " Nita mana...?" , "Loh ini kan hari Sabtu masa lupa seh..?" jawabku.
"Oh iya ya Sinta lupa mas, berarti sendirian saja donk sekarang..?" tanyanya sembari membuka kulkas kamarku. Aku hanya mengangguk berpura pura cuek menonton televisi
" Mas ini buat sinta aja ya fantanya yang masih banyak Nita haus capek pulang dari sekolah nih..kan udah dibuka...."
Sekali lagi aku mengangguk berlagak cuek, namun dalam hatiku aku bersorak kegirangan Kena loh..!!!

Sejurus kemudian aku berpura pura ketiduran seperti biasanya. Selang lima belas menit aku melihat mukanya yang manis dan putih mulai memerah seperti kepanasan, nah ini pasti pertanda dari obat itu yang mulai bekerja. Dan benar saja dugaanku, karena tidak tahan tahan dia segera berkasi merogoh dompetku selang setengah jam kemudian.

Perlahan dia mulai bergerak menuju ke celana yang aku gantungkan dan kubiarkan dulu dia mengambil dompetku. Begitu dia memegang dompetku aku segera terbangun dan membentak dia.

"Ooooo.....jadi kamu ya yang selama ini mengambil uangku hah..????!!!" bentakku.
Sinta menggeragap, dia tidak menyangka sama sekali rupanya. Wajahnya yang putih dan sudah sedikit kemerahan itu tampak pucat keringatan, SSs..ah betapa cantik dan manisnya wajah itu seperti tampak lebih menggairahkan, dan aku semakin berani karena jebakan ini sebenarnya sudah kupersiapkan dengan matang sebelumnya.

"Ehh..anu..mas..anu kok ...sebenernya Sinta....."
"Sudah jangan banyak alasan!!! dasar kamu ya, kamu tau gak selama ini klo aku selama ini sudah sangat jengkel dengan seringnya uangku yang selalu hilang!! rupanya kamu ya malingnya, ck ck dasar...!!!"
Sinta terdiam dan semakin takut ketika aku menatap tajam kewajahnya, dia hanya tertunduk gemetaran.

"aku tidak mau lagi ada maling dirumah ini, sekarang juga aku akan lapor ke pak Rt dan polisi, biar tahu rasa ya kamu dasar maling..!!!"bentakku dengan ekspresi kuseram seramkan

Sinta langsung memeluk kakiku dan mulai menagis

"jangan mas.. jangan lapor mas .... kasihan Sinta mas ...kasihan nenek malu nanti.."
Aku pura pura pura terdiam dan Sinta masih menangis tertahan memeluk kakiku
" tolong Sinta mas... Sinta memang salah.. Sinta ngaku mas... tapi tolong jangan lapor ke polisi..tolong mas..maafin Sinta..." Sinta terus memohon.

"Untuk apa kamu mengambil uangku hah..?!" tanyaku " Maafin Sinta mas Sinta butuh seragam baru dan buku pelajaran, dan nenek tidak punya uang mas.." tangisnya sambil memeluk kakiku " maafin Sinta mas ,...Sinta janji tidak lagi'

"enak saja kamu meminta maaf begitu saja, sudah berapa uangku hilang terus .. ada kalau empat ratus ribu enak saja kamu begiutu saja meminta maaf...!!"

Sinta hanya terdiam sambil menangis.Tidak beranjak dari kakiku. Aku segera menutup pintu kamarku.

"baiklah aku maafin tapi ada satu syarat yang mesti kamu lakukan.."

Sinta hanya memandangku sejenak penuh harapan. lalu perlahan aku angkat kedua tangannya dan aku dudukkan dia di tepi ranjangku. Aku usap air matanya,dan dia sedikit terkejut dengan sikapku.
"jadi mas Anto mau maafin Sinta...?" aku tersenyum dan menjawab. "tentu saja Sin, asal mas boleh mencium kamu...boleh tidak..?" tanyaku dengan ekspresi lembut.

Sinta menangis sesenggukan dan tertunduk, aku ambilkan air putih yang sudah kupersiapkan untuknya dan sebenarnya air itu juga sudah kucampuri dengan obat perangsang juga. " Ini, minumlah Sin biar kamu sedikit lebih tenang..." Sinta menurut.

"ayo habiskan ya sayang..." dan Sinta tidak berani menolaknya.

"Sekarang mas cium kamu kamu ya...?" Sinta hanya terdiam...MERDEKA !!! sorakku dalam hati. penisku mulai berdiri ketika aku mulai menciumi bibirnya yang tipis dan merah alami itu. Sinta tidak membalas ciumanku, dia hanya terpejam, hanya saja aku lihat mukanya kini lebih memerah.

Aku sudah tak tahan lagi...tubuhnya yang seksi dan kecil itu segera aku banting saja ke kasurku, dan Sinta tentu saja terkejut. " Mas Anto apa apaan ini...? Sinta tidak mau mas .....tolong jangan mas...."

"Ooo jadi kamu mau aku melaporkan saja begitu..??" Sinta terlihat kebingungan. tanpa membuang waktu aku segera menindihnya dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh dan padat. "mas...jangan..." rintih Sinta tapi dia tidak berani melakukan perlawanan, dan aku semakin kesetanan, dengan paksa aku segera membuka kaos ketat Sinta dan terlihat buah dada yang terutup Bh hitamnya. Ah ternyata diluar dugaanku... buah dada itu terlihat jauh lebih putih dan padat dan lebih indah dari bentuk yang selama ini aku bayangkan. Sinta seperti tersadar dan dia langsung menyilangkan kedua tangannya didada. "mas....jangan mas Anto tolong mas..." aku tidak perduli ketika kedua tangannya tersilang didada aku segera melorotkan celana kolor pendeknya sekaligus denga CD-nya, Sinta terkejut dengan pergerakanku yang cepat dan kembali dia kebingungan.

"Ssshh...sin..lebih baik kamu diam saja ya sayang, jangan bikin aku marah lagi ya..?"
Rayuku sembari mencium bawah telinganya . Kurasakan air mata Sinta mengaliri pipiku namun aku semakin tak perduli, tangan Sinta aku silangkan dari dadanya pelan pelan namun dia sedikit menolak, PLAK!!! aku menapar pipinya " sudah kubilang jangan melawan..!!'" Sinta semakin pucat.Kuangkat pelan pelan lagi tangannya dari dadanya yang masih terutup BH itu, kali ini dia tidak berani melawan lagi, aku segera melepas Bh Sinta dan mulai mengulum kedua kedua putingnya yang kemerahan dan masih nampak kecil itu. Kali ini Sinta memejamkan matanya, walaupun tidak berani melawan lagi dia berusaha membanting tubuhnya kekiri dan kekanan, entah karena menahan rangsanganku yang mungkin pertama untuknya atau mungkin karena rasa geli yang tak tertahan karena kumainkan lidahku menyelusuri buah dada dan putingnya. kali ini dia menatap nanar padaku entah apa yang ada dipikirannya entah takut , marah jadi satu dalam hatinya namun aku sudah tidak perduli. persetan dengan semua itu.

Aku segera melepas seluruh pakaianku dan Sinta hanya pasrah memandangiku diatas tubuhnya ketika aku melepas baju. Mungkin dia sudah terangsang juga pikirku. tanpa membuang waktu lagi segera kubuka kedua paha kecil mulusnya, namun Sinta agak menolak dan tangannya menutupi vaginanya. Dia menggeleng perlahan sambil melelehkan air matanya dan memohon sekali lagi padaku...

"Mas Anto... sudah cukup ya menciumnya... sinta takut mas..."
"Sinta kan sudah mengijinkan mas Anto menciumi Sinta.." rajuknya

"Diam kamu...atau mau kamu aku pukul...?" kataku sambil mengepalkan tanganku diwajahnya. Sinta terdiam...

"Sekarang aku mau mencium inimu...buka...!!" bentakku.

Sinta kebingungan dan tanpa menunggu persetujuannya aku langsung menyibakkan kedua paha kecil miliknya. Luar biasa...!!!! pekikku dalam hati, bulunya masih jarang sekali, bahkan bentuknya pun lebih kecil dari yang kuduga atau kubayangkan sebelumnya. dan aku segera menjilati bibir vaginanya yang wangi sembari kedua tanganku sesekali memainkan buah dadanya. tatapan Sinta kini terlihat kosong membuat aku semakin liar saja. Vagina Sinta terus aku jilati sehingga terasa mulai asin pertanda bahwa vaginanya mulai basah oleh cairan kewanitaannya, dan jilatanku sekarang kuarahkan bagian klitorisnya. Aku sengaja membuatnya tersiksa dengan rangsangan kenikmatanku, kali ini Sinta tampaknya mulai menyerah. sesekali lidah nakalku mencoba menjulur ke dalam liang senggamanya namun tertahan oleh sesuatu sehinga tidak dapat masuk lagi, Ah Sinta betapa beruntungnya aku...ternyata kamu memang masih perawan..!!!

"SSsshh..oouwh..mas jangan mas.... Sinta ....awh ...aduuh mas...Sinta..." katanya terbata bata. kali ini dia terpejam seperti terbius rangsanganku. Gerakan badannya mulai terlihat seperti penari erotis yang sedang memamerkan keindahan tubuhnya, sepertinya dia sudah mulai melupakan semuanya tadi dan hanyut dalam permainan asmara.

"Mas Anto...aaaahh..mas Sinta..." dia terus melenggokkan tubuhnya ..bahkan semakin berani, mungkin ini juga termasuk dalam obat perngasang yang aku berikan ke dia.. Tiba tiba dan tanpa disangka Sinta menjambak rambutku dan menekan kepalaku sehingga wajahku terbenam diselangkangannya, tubuhnya tergetar hebat dan dia melenguh panjang... rupanya dia telah mengalami orgasmenya yang pertama.

tanpa membuang waktu lagi aku segera mengarahkan penisku kedalam liang senggamanya. penisku termasuk besar, jadi pada awal mulanya aku sedikt ragu apakah bisa masuk atau tidak ya kira kira..? namun aku segera ingat kata kata joni temanku bahwa sebesar apaun penis lelaki pasti masih dapat masuk ke dalam liang senggama wanita, jadi aku yang sudah tidak tahan lagi untuk segera membobol keperawanan Sinta yang sudah lama aku impikan semakin nekat.

Penisku tegak dan keras mengarah ke liang senggama Sinta, dan tampaknya gadis itu sudah pasrah. Aku sempat melihat dengan jelas cairan kewanitaannya sampai mengalir dibawah vaginanya yang mungil pertanda dia sudah terangsang hebat. Cairan itu mengalir antara anus dan vaginanya. Aku mengusap cairan itu dengan penisku agar lebih licin dalam melesakkannya nanti.

Penisku sudah ada dibibir vagina sinta, gadis itu masih terdiam pasrah, hanya saja setiap kali ketika aku mencoba menekan penisku dia selalu sedikit mundur kebelakang sambil meringis menahan sakit.

"Tenanglah sayang... tidak sakit kok....Sssst...sebentaaar saja ya sayang...?!!" bujukku. Aku masih mencoba sabar karena aku tahu dia masih perawan, dan Sinta hanya mngangguk pelan.
Sinta sudah tidak begitu mundur lagi sekarang seperti tadi sehingga aku agak susah mengejarnya. dia mencoba pasrah, namun setiap kali aku mencoba menekan pasti selalu meleset kebawah. Sampai aku jadi bingung, mana yang benar cara memerawani? waktu basah atau kering? kalau basah kenapa licin dan selalu meleset begini..?

setelah sekitar sepuluh menit aku mencoba sambil tanganku terus memepermainkan klitorisnya usahaku mulai membuahkan hasil. Kepala penisku mulai merasakan sebuah lobang yang terasa kecil, aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu terus kutekan penisku dan aku merasakan lobang itu mulai kumasuki perlahan lahan.

Drrt...Drrrt...sedikit demi sedikit penisku merangsek vagina perawan milik Sinta yang sempit, oouwh sungguh sensasi yang luar biasa diujung kepala penisku. Dinding vagina yang rapat sekali dan hangat itu mulai bisa kurasakan sedikit demi sedikit menjalari penisku. satu senti... demi satu senti menjalari penisku..kehangatan dan sensasi itu Aaaah rasanya sulit untuk dilukiskan.....

Sinta mulai kembali berlinang air mata, rupanya dia sadar kalau mahkotanya telah kurenggut darinya, namun dia sudah tidak bisa berbuat apa apalagi selain mungkin menahan rasa sakit karena persetubuhan pertamanya ini. Aku mengangkat tubuh Sinta dalam posisi kupangku namun berhadapan, tangannya melingkari leherku wajahnya tergolek di bahuku. tubuh kecilnya semakin membuatku ingin segera mengocokkan penisku dalam liang vaginanya yang sempit ini namun karena masih masuk separuh penisku aku masih harus berusaha bersabar. Dalam posisi Sinta diatas pangkuanku secara berhadapan ini aku semakin merasakan jepitan vaginanyadan kali ini tanpa basa basi seperti sebelumnya..kulesakkan dalm dalam penisku dengan cepat.

"Aaakhh...mas ...sakit mas tolong jangan dulu..mas.. aduuuh...." airmata sinta menetes dibahuku. kali ini penisku telah masuk seluruhnya dalam vagina Sinta. terasa hangat dan berdenyut denyut disana, aku benar-benar menikmati sensasi ini. Setelah sekitar satu menit aku mencoba menarik mundur penisku sedikt dan Sinta terjingkat, rupanya rasa perih itu masih ada.

" Sekarang coba kamu tahan rasa sakitnya dan coba kamu nikmati ya sayang..."
Bisikku ditelinganya, Sinta hanya terdiam pasrah. Setiap kali aku memajukan dan memundurkan penisku perlahan setelah beberapa saat Sinta masih terjingkat jingkat menahan sakitnya tapi justru malah vaginanya menjadi menjepit batang penisku setiap dia terjingkat tanpa dia sadari, ah rasanya sungguh luar biasaaaa.........

Setelah melihat ekspresinya yang mulai agak terbiasa aku semakin berani mempercepat gerakan penisku divaginanya dalam posisi duduk berhadapan ini. dan setelah sekitar 20 menit penisku mengacak acak liang vaginanya yang pertama ditembus ini tanpa aku duga Sinta kembali mengalami orgasmenya, gadis ini memeluk tubuhku erat erat sambil meracau tidak keruan. Wajah putih manis oval dengan rambut lurus sebahu dengan hidung mancung bibir tipis dan dagu lancip itu terlihat semakin cantik ketika mengalami orgasme, dan benar benar sangat cantik seperti yang sudah sudah aku lihat ini jauh lebih cantik bahkan bagai bidadari yang sedang kasmaran namun dimabuk asmara.

ekpresi wajah sinta benar benar membuat penisku tidak mau diajak kompromi. selang beberapa saat kemudian aku meyusul Sinta dengan orgasme pertamaku di vagina Sinta yang beberapa saat lalu masih perawan. Croot croot...serr.... begitu banyak sperma yang aku keluarkan di liang vagina Sinta, dan aku langsung roboh kebelakang sehinggga tubuh Sinta juga ikut menindihku. Jika ada istilah dunia begitu gemerlap mungkin seperti itulah perasaanku saat itu.

Sinta langsung terguling lemas disisiku, dan selang beberapa menit gadis itu langsung tertidur pulas. Aku mencoba bangun untuk melihatnya dari agak jauh, darah keperawanan Sinta begitu banyak di sprei putihku masih belum mengering. bahkan sampai di pantat Sinta pun juga ikut terlihat merah terkena darah keperawanannya. Aku memeriksa penisku, ada sedikit selaput dara Sinta yang masih tertinggal dipangkal penisku rupanya, bahkan dipantatku pun juga terkena darah kesuciannya yang telah kurenggut

Aku tersenyum puas melihatnya, aahhh...gadis cantik nan seksi yang selama ini memenuhi obsesi onaniku telah menjadi kenyataan. impianku telah menjadi kenyataan dengan uang lima puluh ribuan pancinganku. Segera aku mengambil kamera digitalku dan kufoto Sinta cantik seksi yang malang yang sedang tertidur telanjang dari beberapa pose, dan foto ini aku gunakan sebagai ancaman kalau dia berani melaporkan perbuatanku ... akan aku sebar luaskan foto foto ini ke teman sekolah dan kampung. Biar sama sama hancur jika dia ingin mengancurkanku.

Tetapi akhirnya Sinta justru malah ketagihan dan menjadi budak seksku. karena aku juga ikut membantu kebutuhan sekolah dan kuliahnya.tapi justru jujur saja belakangan aku mulai ragu apakah Sinta adalah budak seksku atau justru malah aku yang menjadi budak seksnya, karena semakin hari permainan binal Sinta denganku semakin liar, sampai terkadang aku harus mengkonsumsi obat kuat kuat untuk melayaninya.....Aah..sungguh pengalaman yang mengagumkan. hubungan kami berlangsung sampai sekitar 3 tahun. Sekarang Sinta telah telah lulus kuliah dan bekerja dliuar kota, dan semua telah menjadi hanyalah sebuah kisah kenangan manis,
karena kabar terakhir yang aku dengar Sinta akan dinikahi oleh bosnya sendiri. Selamat menempuh hidup baru Sinta, selamat tidur kekasih gelapku........... terima kasih atas segala kenangan indah tubuh seksimu dan wajahmu yang memang cantik......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar